Oklahoma City Thunder akhirnya meraih gelar juara NBA pertama mereka sejak pindah ke Oklahoma pada tahun 2008, setelah menumbangkan Indiana Pacers 103-91 di gim ketujuh Final NBA musim 2024-2025.
Kemenangan ini menandai akhir manis dari perjalanan luar biasa tim muda ini, sekaligus menjadikan mereka sebagai tim termuda kedua dalam sejarah NBA yang berhasil menjadi juara.
Bintang utama Thunder, Shai Gilgeous-Alexander, tampil luar biasa dengan mencetak 29 poin dalam pertandingan penentuan tersebut. Performa gemilang ini mempertegas statusnya sebagai Most Valuable Player (MVP) musim ini.
Lebih dari itu, SGA julukan Gilgeous-Alexander juga dinobatkan sebagai MVP Final dan mencatat sejarah sebagai pemain pertama dalam sejarah NBA yang memenangkan gelar top skorer, MVP musim reguler, MVP Final, dan dua kemenangan di gim 7 dalam satu musim.
“Rasanya tidak nyata. Begitu banyak waktu, momen, emosi, dan malam penuh ketidakpercayaan,” ujar SGA dengan suara bergetar usai pertandingan. “Tapi tim ini bekerja keras. Kami pantas mendapatkan ini.”
Sepanjang musim, Gilgeous-Alexander mencetak total 3.172 poin di musim reguler dan playoff angka tertinggi sejak era Michael Jordan. Di final, ia rata-rata mencetak 30,3 poin dan 5,6 assist per gim, angka yang pantas membawanya meraih MVP Final.
Dibawah ini SPORT SET DECOUVERTE akan merangkum pertandingan dari Game ke 7 Antara Oklahoma City Thunder melawan Indiana Pacers di Final penentuan NBA.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Kontribusi Tim dan Cedera yang Mengubah Arah Pertandingan
Tak hanya SGA, kontribusi dari pemain muda lain juga patut diapresiasi. Jalen Williams menambahkan 20 poin, sementara Chet Holmgren mencatat 18 poin, delapan rebound, dan lima blok. Catatan blok tersebut menjadikan Holmgren sebagai pemain termuda sejak Tim Duncan yang mampu membukukan minimal 10 blok dalam satu seri Final NBA.
Indiana Pacers sendiri memaksakan gim ketujuh usai kemenangan meyakinkan 108-91 di gim enam, berkat penampilan heroik Tyrese Haliburton yang kala itu bermain meski mengalami cedera otot betis.
Sayangnya, harapan Pacers hancur lebih awal saat Haliburton kembali mengalami cedera di kuarter pertama gim ketujuh. Ia tampak meringis kesakitan dan harus meninggalkan lapangan dengan dugaan cedera Achilles.
“Kami semua terpukul melihat Tyrese jatuh seperti itu,” ungkap pelatih Pacers, Rick Carlisle. “Tapi dia tetap ada di ruang ganti, memberikan semangat dan menjadi bagian dari keyakinan tim untuk tetap bertarung.”
Meski kehilangan bintangnya, Pacers tetap memberikan perlawanan sengit. Mereka bahkan sempat memimpin 48-47 di akhir babak pertama. Namun Thunder menunjukkan kedalaman skuad dan mental juara di babak kedua dengan mencetak 34 poin di kuarter ketiga, membuka keunggulan 13 poin yang tak mampu dikejar oleh Indiana.
Guard T.J. McConnell sempat membakar semangat timnya lewat performa impresif di kuarter ketiga, tetapi tanpa Haliburton, daya dobrak Pacers terasa timpang. Thunder bahkan sempat unggul hingga 22 poin di kuarter keempat dan mengunci kemenangan secara meyakinkan.
Baca Juga: Gercep! Manchester United Putuskan Gelar Pra Musim Lebih Awal
Penantian Panjang Thunder Terbayar!
Ini adalah gelar juara NBA pertama bagi Thunder sejak era mereka masih bernama Seattle Supersonics, yang terakhir juara pada tahun 1979. Kemenangan ini menjadi validasi atas proyek jangka panjang Thunder dalam membangun tim dari pemain muda berbakat.
Setelah kegagalan menutup seri di gim enam, Gilgeous-Alexander mengakui ada beban besar di pundaknya. “Rasanya luar biasa. Seperti mengangkat beban berat dari bahu saya,” katanya. “Saya tidak ingin melalui ini bersama tim lain. Menjadi juara terasa sangat luar biasa.”
Dengan fondasi tim muda yang solid dan dipimpin oleh pemain sekelas SGA, masa depan Oklahoma City Thunder terlihat sangat cerah. Musim ini bukan hanya tentang kemenangan, tapi juga lahirnya dinasti baru di NBA.
Ikuti terus berita dan analisis terbaik seputar NBA hanya di ShotsGoal destinasi utama penggemar basket tanah air!